PENDAHULUAN
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk
mengolah data, dengan memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas. informasi yang dimaksudkan adalah informasi yang akurat,
relevan, dan tepat waktu, yang dapat digunakan untuk keperluan pribadi,
bisnis, dan pemerintahan. Informasi ini juga harus bernilai strategis
sehingga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Sejauh ini saya
menggunakan IT hanya untuk mengerjakan tugas kuliah (word, excel, power
point, photoshop, corel draw, movie maker, game online, BBO [Bridge Base
Online] ), membuka jejaring sosial, blog, youtub,dll., tidak pernah
eksperimen menggunakan Linux, Ubuntu, dll., karena saya tidak
memahaminya juga tidak pernah menggunakan fasilitas internet sebagai
bisnis.
Perkembangan teknologi informasi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh
kemampuan sumber daya manusia dalam memahami komponen teknologi
informasi ( perangkat keras, perangkat lunak, komputer sistem jaringan,
dan sistem telekomunikasi). Untuk membangun fasilitas TI, Indonesia
masih sangat mengandalkan investor.
ARGUMENTS
Perkembangan IT di Indonesia
Menurut catatan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI),
teknologi komputer baru diperkenalkan di Indonesia dalam kurun antara
tahun waktu 1970-1972-an. Universitas Indonesia termasuk salah satu
perguruan tinggi pertama yang menjadi salah satu tempat pengenalan
komputer di Indonesia. Dari sinilah teknologi komputer mulai
disebarluaskan di Indonesia. Semua komunitas akademis perguruan tinggi
dan industri Indonesia pernah mendapatkan pengenalan teknologi komputer
dari UI.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Economics Intelligent
Unit (EIU) yang disponsori BSA, Indonesia menempati posisi 59 dunia,
turun satu peringkat dari hasil studi sebelumnya di tahun 2008. Hasil
penlitian ini dilakukan dengan membandingkan perkembangan TI di 66
negara. Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana indeks daya
saing TI di negara-negara tersebut.
Belakangan peranan IT dalam jasa transportasi pun sudah dapat kita
rasakan. Sebagai contoh adanya kartu khusus yang dikeluarkan oleh
beberapa bank swasta yang dapat kita gunakan untuk membayar tol, membeli
bahan bakar, pembelian tiket busway, dan kereta.
Dalam dunia pendidikan khususnya pada tingkat perguruan tinggi,
pemanfaatan IT diwujudkan dalam suatu sistem yang disebut electronic
university (e-University). Pengembangan ini dilakukan dalam mendukung
penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat menyediakan layanan informasi
yang lebih baik bagi komunitasnya, baik didalam maupun diluar perguruan
tinggi tersebut melalui internet. Cotoh Layanan pendidikan lain yang
bisa dilaksanakan melalui sarana internet yaitu dengan menyediakan
materi kuliah secara online dan materi kuliah tersebut dapat diakses
oleh siapa saja yang membutuhkan.
Akan tetapi bukan hanya hal positif yang dapat kita rasakan.
Perkembangan IT juga dapat menimbulkan dampak negatif. Banyak situs
porno yang makin marak beredar. Contoh lain adalah “demam” situs
pertemanan yang tak jarang disalahgunakan. Hingga transaksi jual beli
gadis lewat dunia maya. Hal ini tentu dapat mempengaruhi perkembangan
anak dan remaja di negara kita.
Dampak Positif Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
1. Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk kepentingan pendidikan.
2. Inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya inovasi e-learning yang semakin memudahkan proses pendidikan.
3. Kemajuan TIK juga akan memungkinkan berkembangnya kelas virtual atau kelas yang berbasis teleconference yang tidak mengharuskan sang pendidik dan peserta didik berada dalam satu ruangan.
4. Sistem administrasi pada sebuah lembaga pendidikan akan semakin mudah dan lancar karena penerapan sistem TIK.
Dampak Negatif Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
1. Kemajuan TIK juga akan semakin mempermudah terjadinya
pelanggaran terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) karena semakin
mudahnya mengakses data menyebabkan orang yang bersifat plagiatis akan
melakukan kecurangan.
2. Walaupun sistem administrasi suatu lembaga pendidikan
bagaikan sebuah system tanpa celah, akan tetapi jika terjadi suatu
kecerobohan dalam menjalankan sistem tersebut akan berakibat fatal.
3. Salah satu dampak negatif televisi adalah melatih anak untuk
berpikir pendek dan bertahan berkonsentrasi dalam waktu yang singkat (short span of attention).
Bandung ( Berita ) : Menteri Komunikasi dan Informatika
Tifatul Sembiring menyatakan, pengguna internet di Indonesia masih
belum serius memanfaatkan kekuatan teknologi itu untuk kegiatan
produktif. Sebagai pembicara kunci dalam seminar “Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) untuk Indonesia 2012″ di Aula Barat Institut
Teknologi Bandung (ITB), Rabu [25/04] , Tifatul mengatakan, internet
sebagian besar digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk Game Online,
chatting, dan juga jaringan sosial dunia maya.
“Sejak tahun 2000 sampai sekarang ini perkembangan internet di
Indonesia mencapai lebih dari 400 persen. Namun, sayangnya penggunanya
lebih banyak yang belum serius,” ujarnya. Padahal, kata Tifatul,
pengguna internet yang belum serius tersebut telah menyita spektrum
jaringan internet yang begitu besar dengan jumlah kanal yang terbatas.
“Tuntutannya juga banyak, terutama masalah layanan data yang lambat.
Padahal hanya digunakan untuk main-main, padahal sebenarnya bisa
digunakan untuk riset dan kegiatan ekonomi,” tuturnya.
Para pengguna internet itu, menurut dia, menuntut agar disediakan
layanan data yang cepat melalui spektrum yang lebih lebar, keamanan, dan
juga kenyamanan selama berselancar di dunia maya. Padahal, lanjut
Tifatul, pembangunan infrastruktur internet tidak bisa dilakukan secara
cepat untuk mengejar pertumbuhan pengguna internet di Indonesia.
“Pengguna internet tumbuh cepat sekali dari tadinya cuma 2 juta orang,
tahu-tahu menjadi 28 juta dan tumbuh lagi menjadi 45 juta orang,
sementara jaringan tidak bisa dibangun secepat itu,” tuturnya.
Sementara itu, menurut Tifatul, pemerintah tidak hanya bisa
memusatkan pembangunan jaringan internet di kota-kota besar karena harus
mempertimbangkan pemerataan sampai ke daerah yang terpencil. Melalui
program Indonesia pintar, ia menyebutkan saat ini 5.748 kecamatan di
Indonesia telah tersambung dengan internet. Tifatul mengatakan,
pemerintah memfokuskan pembangunan jaringan internet di daerah terpencil
melalui program perintis yang dibiayai dengan anggaran negara.
Sedangkan untuk pembangunan jaringan internet di kota-kota besar lebih
diserahkan kepada penyedia jasa yang beroperasi dengan basis keuntungan.
Rektor Institut Teknologi Bandung Akhmaloka menyatakan Indonesia
jangan menjadi konsumen pasif yang hanya mengikuti perkembangan
teknologi informasi (TI).
Dalam sambutannya pada acara seminar “Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) untuk Indonesia 2012″ di Aula Barat, ITB, Rabu,
Akhmaloka mengatakan Indonesia juga harus turut serta menentukan arah
perkembangan TI yang semakin pesat. “Jangan cuma setiap bulan
ganti-ganti ‘handphone’, tapi harus berpartisipasi untuk mengarahkan
perkembangan teknologi itu,” ujarnya. Apabila Indonesia hanya menjadi
konsumen pasif, lanjut dia, maka akan terombang-ambing dalam
perkembangan TI yang semakin maju dan akhirnya tidak bisa mengambil
manfaat dari perkembangan teknologi tersebut. “Jangan sampai cuma
mengonsumsi teknologi sehingga hanya dibingungkan saja,” katanya.
Menurut Akhmaloka, adalah tugas perguruan tinggi untuk membangun
budaya riset agar Indonesia bisa mengejar perkembangan TI yang luar
biasa dan pada akhirnya mampu untuk ikut menentukan arah perkembangan
teknologi tersebut. “Perkembangan teknologi itu sangat cepat, luar
biasa. Jangan sampai kita tidak bisa ikut tentukan arahnya,” katanya.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika
Tifatul Sembiring dalam sambutan peresmian seminar menyampaikan
harapannya agar perguruan tinggi seperti ITB dan juga universitas
lainnya dapat berkembang menjadi lembaga riset yang menghasilkan produk
berteknologi tinggi. Ia mencontohkan lembaga riset Research in Motion
(RIM) di Kanada yang akhirnya bisa berkembang menjadi perusahaan besar
karena penemuan produk Blackberry yang mendunia. Pada seminar tersebut,
juga dilakukan penandatanganan kerjasama antara Kementerian Komunikasi
dan Informatika dengan beberapa perguruan tinggi di antaranya Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, Universitas Indonesia, Universitas Andalas, dan Universitas Gadjah Mada, untuk program beasiswa S2.
Perkembangan IT di Indonesia dibanding dengan negara lain
Indonesia Internet Exchange Pertumbuhan jaringan Internet di
Indonesia, seklaian masih dalam tahap awal dan belum memasyarakat
seperti halnya di negara-negara maju, menunjukan trend yang sangat
positif. Potensi pengguna yang begitu besar dari penduduk Indonesia yang
pada saat ini (Juli 1997) berjumlah sekitar 200 juta jiwa tidak dapat
diabaikan begitu saja. Pemerintah telah mengeluarkan 41 ijin prinsip
kepada berbagai perusahaan yang berminat menyelenggrakan jasa Internet
ini. Untuk dapat mengembangkan pasar yang besar ini, salah satu
prasyarat adalah dibentuknya suatu interkoneksi nasional antar
penyelenggara jasa Internet (PJI) di Indonesia, sehingga pelanggan dari
satu PJI dapat dengan mudah dan murah berkomunikasi dengan pelanggan PJI
lain yang berada di Indonesia. Tanpa adanya interkoneksi nasional ini,
kecepatan lalulintas informasi antar PJI di Indonesia akan sepenuhnya
tergantung pada interkoneksi Internet di luar negeri, yang tidak
sepenuhnya dapat dikendalikan oleh PJI Indonesia Dengan adanya tulang
punggung lalulintas informasi nasional yang pengembangannya dapat
dikelola oleh PJI Indonesia, berbagai manfaat yang dapat diperoleh
antara lain :
• Merupakan jalur yang relatif lebih murah dibandingkan menggunakan
tulang punggung jaringan Internet di negara lain(yang tentunya ingin
mengambil keuntungan dari penggunaan
fasilitasnya).
• Merupakan jalur alternatif bagi sebuah PJI apabila jalur koneksi ke
Internet yang dimilikinya (langsung ke luar negeri) mengalami masalah.
• Lebar pita (bandwidth) yang tinggi antar PJI Indonesia akan
memberikan insentif bagi penyedia informasi (content provider)
menempatkan basis datanyan di Indonesia, baik bagi penyedia informasi
lokal maupun internasional.
• Interkoneksi nasional ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan
layanan-layanan baru yang membutuhkan lebar pita yang tinggi, yang
mungkin tidak dapat direalisir apabila mengandalkan interkoneksi melalui
negara lain yang biayanya relatif tinggi.
Pada saat ini konektivitas PJI ke Internet melalui INP Indosat,
sebagian melalui INP Satelindo, sebagian terhubung langsung super ISP di
luar negeri. Secara teknis sudah ada interkoneksi antar pelanggan INP
Indosat melalui Indosat dan antar pelanggan INP
SatelindomelaluiSatelindo. Meski demikian belum ada inisiatif untuk
membuat interkoneksi naasional. Untuk membantuk interkoneksi nasional
ini, APJII berinisiatif meluncurkan program Indonesia Internet Exchange
(IIX), yang diharapkan dapat dijadikan titik awal pengembangan lebih
lanjut sesuai dengan kebutuhan pertumbhan Internet Indonesia.
Indonesia Network Information Center. Dengan pertumbuhan jaringan
Internet yang cukup pesat, kebutuhan untuk mengorganisir informasi
jaringan secara baik dan berkesinambungan sangan diperlukan. Tanpa
adanya basis informasi jaringan yang dikelola dengan baik, pertumbuhan
Internet di Indonesia akan terhambat, bahkan dapat menimbulkankekacauan
yang mengganggu stabilitas jaringan Internet secarakeseluruhan.
Pengelolaan informasi nasional adalah tanggungjawab yang harus kita
pikul demi nama baik bangsa Indonesia. Di negara-negara lain, pusat
informasi jaringan yang lebih di kenal sebagai “Country NIC” telah
banyak dikembangkan. Karena latar belakang pertumbuhan Internet yang
cukup beragam disetiap negara, pusat informasi jaringan di suatu negara
bisa saja dikelola oleh swasta, akademi atau pemerintah. Di kawasan Asia
telah dikenal adanya JP-NIC (Jepang) yang didukung oleh PJI PJI di
Jepang, TW-NIC (Taiwan) yang dikelola oleh Pusat Komputer Kementrian
Pendidikan Taiwan, KR-NIC (Korea) yang disponsoro oleh National
Computerization Agency, dan SG-NIC(Singapura) yang dikelola oleh
National Computer Board milik Pemerintah Singapura. Peranan dan lingkup
kerja dari country NIC juga bisa berbeda di setiap negara. Ada yang
terfokus pada pembagian alamat IP, pendaftaran dan pengelolaan domain,
ataupun informasi-informasi lain yang relevan. Untuk Indonesia, fungsi
pendaftaran dan pengelolaan domain TLD-ID Country (Top Level Domain yang
menandakan negara Indonesia) sudah dipelopori oleh Pusat Ilmu Komputer
Universitas Indonesia (PUSILKOM UI). Indonesia Network Information
Center (ID-NIC) adalah inisiatif yang didukung sepenuhnya oleh APJII
dengan tujuan tersedianya pengelolaan informasi jaringan nasional yang
mandiri dan berkelanjutan. I D-NIC akan mengembangkan fungsi dan
peranannya dalam penyediaan informasi jaringan di Indonesia, sesuai
dengan kebutuhan di dalam negeri maupun untuk kepentingan masyarakat
Internasional. D irektori Internet Indonesia adalah fasilitas untuk
mencarai informasi mengenai jaringan-jaringan di Indonesia,
namanamapersonalia yang bertanggungjawab atas pengelolaan jaringan
tersebut, serta informasi yang dapat membantu berbagai pihak mengetahui
lebih lanjut mengenai jaringan Internet di Indonesia. Dalam terminology
popular, basis data ini lebih dikenal sebagai ‘whois database’. A P JII,
melalui program ID-NIC akan membuat ‘whois database’ sebagai langkah
awal inventarisasi informasi jaringan internet di Indonesia.
Pusat informasi yang akan dikembangkan dalam program IDNIC akan terus
dikembangkan sehingga mencakup fasilitasfasilitas yang lebih luas,
misalnya search engine, direktori industri, pusat pertukaran informasi,
dan layanan lain yang bermanfaat bagi seluruh PJI dan pengguna Internet
di Indonesia. Program-program lanjutan akan dikomunikasikan ke
masyarakat untuk mendapatkan umpan balik, sehingga prioritas dapat
diberikan pada hal-hal yang mempunyai dampak terbesar bagi publik.
Annual Indonesian Scholars Conference in Taiwan (AISC-Taiwan) Di abad
ini dunia memasuki era ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge based
economy), dimana pertumbuhan ekonomi, kemakmuran, dan kesejahteraan
suatu bangsa amatdipengaruhi oleh kemampuannya menguasai &
mengkapitalisasi ilmu pengetahuan & teknologi. Era ini juga diwarnai
oleh makin kuatnya kecenderungan sistem terbuka yang menimbulkan
persaingan global, sehingga syarat mutlak suatu bangsa agar survive dan
unggul di setiap lini persaingan adalah meningkatkan daya saing
bangsanya (national competitiveness). Salah satu faktor utama yang bisa
meningkatkan daya saing bangsa adalah peningkatan investasi dan
perbaikan kualitas pengembangan SDM dan penelitian. Indonesia sebagai
negara berkembang dengan kekayaan alam yang melimpah membutuhkantenaga
terampil berbasis pengetahuan yang mampu mengelola, meningkatkan nilai
ekonominya, dan memberi solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dalam
hal keamanan, kesehatan, pendidikan, lingkungan, pertanian, industri,
infrastruktur, dan sektor lainnya. Namun permasalahan besar yang
berkaitan dengan peningkatan kualitas SDM dan penelitian masih dihadapi
Indonesia hingga kini. Indikator itu terlihat dari masih rendahnya
investasi pengembangan SDM dan penelitian jika dilihat dari indikator
jumlah penelitian dan pengembangan beserta outcomes-nya sebagaimana
dilaporkan ADB tahun 2003.
Kondisi diatas berkorelasi positif terhadap peringkat daya saing
bangsa yang masih rendah dibanding dengan negara-negara lain. Rendahnya
daya saing bangsa Indonesia itu juga bisa dilihat dari angka Human
Development Index (HDI) yang dikeluarkan UNDP, dimana menempatkan
Indonesia di urutan 107 dari 177 negara. Persoalan ini perlu segera
dipecahkan jika bangsa Indonesia tidak ingin tertinggal dan tergilas
oleh perubahan jaman yang begitu cepat. Langkah strategis telah
dilakukan pemerintah dalam upaya peningkatan daya saing bangsa,
diantaranya adalah peningkatan anggaran pendidikan hingga mencapai 20%
(APBN 2009-2010), penyempurnaan sistem pendidikan nasional, dan
peningkatan anggaran penelitian, walaupun angkanya masih jauh dari nilai
anggaran riset yang dikeluarkan oleh negara-negara tetangga. Meskipun
kebijakan yang diambil pemerintah masih jauh dari kata ideal sebagaimana
diharapkan seluruh elemen bangsa, tapi sebagai anak bangsa kita tidak
boleh hanya mengkritik pada setiap kebijakan yang dijalankan tanpa ikut
berkontribusi pada berbagai peran & posisi yang memungkinkan.
Sebagai kalangan akademis diluar negeri, baik itu pelajar maupun yang
bekerja pada sektor-sektor strategis, memiliki peran yang penting untuk
ikut memacupeningkatan daya saing bangsa. Salah satunya adalah
berpartisipasi dalam penguatan dan akselerasi riset nasional sehingga
mampu menjadi penyokong perkembangan industri nasional yang berbasis
ilmu pengetahuan & teknologi yang dikembangkan oleh bangsa sendiri.
Aksi itu telah dimulai, diantara dengan munculnya Ikatan Ilmuwan
Indonesia International (I-4), dan berbagai kajian keilmuan yang
dimotori oleh para pelajar Indonesia dibelbagai negara tempat mereka
menuntut ilmu. Sebagai bagian dari elemen bangsa yang punya rasa
tanggungjawab dan komitmen tinggi terhadap kemajuan dan kesejahteraan
bangsa, maka Forum Mahasiswa Muslim Indonesia di Taiwan (FORMMIT)
bertekad mengambil bagian dalam gerakkan itu dengan menginisiasi sebuah
forum ilmiah yang diharapkan hasilnya mampu menjadi pemicu peningkatan
kualitas riset nasional dan percepatan kapitalisasi ilmu pengetahuan
yang berujung pada naiknya pertumbuhan ekonomi, serta peningkatan
danpemerataan kesejahteraan rakyat Indonesia. Dan ikut membangun bangsa
Indonesia menjadibangsa yang bermartabat dan diperhitungkan dalam
percaturan dunia.
KESIMPULAN
Menurut saya, perkembangan IT di Indonesia sangat cepat. Anak kecil
zaman sekarang ini sudah bisa menggunakan IT mulai dari anak SD bahkan
TK dan bahakan anak umur 2 tahun pun bisa, entah itu Hp ataupun laptop
dan internet, berbeda dengan zaman saya kecil dulu pengenalan IT baru
diperkenalkan ketika menginjak kelas 5 SD. Dan sekarang hampir semua
anak Indonesia mengerti bagaimanan menggunakan IT, hampir semuanya punya
salah satu alat IT, baik kalangan atas-menengah-bahkan kecil,
dewasa-muda-anak-anak. Namun dalam pemanfaatannya menurut saya kurang,
karena kebanyakan hanya sering digunakan untuk membuka akun-akun
jejaring sosial saja, hanya orang-orang tertentu saja yang
memanfaatkannya untuk sebuah bisnis, meskipun terkadandg penipuan
terjadi dan itu yang mengharuskan kita untuk mengerti IT dan
berhati-hati dalam penggunaannya.
sumber
No comments:
Post a Comment