Berawal dari pengalaman tidak puas dengan produk aspal yang ditawarkan para kontraktor, Prof. Dr. Ir. Hendro Subroto, M.Sc, Ph.D kemudian meneliti aspal SMA (sebuah aspal produk Brazil yang belum ada standar regulasinya). Penelitiannya mampu menghasilkan dua produk aspal yang jauh lebih kuat. Hal ini disampaikan beliau dalam acara “Designing Sustainable Asphalt Road Symposium” yang berlangsung di Universitas Narotama (UNNAR), Sabtu (3/9/2016). Simposium tersebut menghadirkan narasumber Prof. Dr. Ir. Hendro Subroto, M.Sc, Ph.D (Dosen UNNAR) dan Ir. Heri Budianto, M.Sc (Team Leader Konsultan Manajemen Proyek Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII).
Prof Hendro Subroto mengatakan, beberapa tahun lalu pihaknya telah melakukan penelitian terkait material aspal yang digunakan di jalan-jalan kota. Dua nama yang dipakai untuk hasil penelitian yaitu MODUS (geModificeert Utrecht SMA) dan DESA (Double Enforcements in Stonemastic Asphalt). Dua temuan ini sengaja diperkenalkannya ke Indonesia karena memiliki tekstur yang kuat, dan cocok dengan kondisi iklim Indonesia yang tropis. Aspal hasil penelitian ini sudah dipakai di Belanda, Brazil, Jerman dan Israel. “Kami sudah uji coba, kami bisa menjamin ketahanannya hingga 20 tahun, bahkan sampai 25 tahun," kata pria yang pernah bekerja sebagai PU (seperti pemerintahan) di Utrecht, Belanda sebagai spesialis konstruksi jalan tersebut.
Prof Hendro Subroto menilai penggunaan aspal di Indonesia tidak tepat karena memakai aspal bermaterial pasir. Bahkan di beberapa tempat menggunakan bahan beton yang mahal tetapi merusak lingkungan. Sementara teknologi yang diusungnya adalah aspal dengan material dari batu sehingga lebih keras. Sehingga di iklim tropis panas saat mendapat tumbukan berat kendaraan, aspal akan tahan. Tidak seperti kebanyakan aspal bermaterial pasir di Indonesia, seperti terlihat pada jalan tepat di lampu merah banyak yang bergelombang, itu karena teksturnya tidak bisa menahan berat sehingga bergelombang. Kelebihan teknologi aspal temuan Prof Hendro Subroto adalah memiliki tekstur kasar pada bagian permukaan sehingga tidak licin saat hujan.
Ir. Heri Budianto, M.Sc menjelaskan bahwa peningkatan jumlah dan beban lalu-lintas mempersyaratkan kualitas agregat dan aspal yang makin tinggi, persayaratan uji campuran beraspal menggunakan wheel tracking machine. Spesifikasi Bina Marga 2010 Revisi (3) selalu disempurnakan untuk mengantisipasi iklim/cuaca, perkembangan lalu-lintas, lingkungan, teknologi baru, dan kesulitan pelaksanaan. Persyaratan tersebut meliputi persyaratan agregat, persyaratan aspal, dan persyaratan campuran aspal panas. [nar]
Foto: Prof. Dr. Ir. Hendro Subroto, M.Sc, Ph.D (tengah) menjelaskan aspal MODUS dan DESA dalam “Designing Sustainable Asphalt Road Symposium” yang berlangsung di UNNAR, Sabtu (3/9/2016).
No comments:
Post a Comment